Dengan
makin rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap DPR, harusnya mereka menyadari
setiap kekurangannya, namun kenyataanya DPR terus saja berbuat ulah sehingga Cuci
Otak layaknya adalah langkah yang tepat
untuk merubah pemikiran tiap anggota DPR . untuk menyadarkan bahwa DPR
adalah Dewan Perwakilan Rakyat, bukannya Dewan Pemerah Rakyat. Karena rakyat
telah merasa gerah dengan ulah pejabat kita yang satu ini. Rakyat merasa bahwa
DPR hanya mampu memerah rakyat untuk kepentingan pribadi dan kelompok-kelompok
elit trertentu. Dengan kerja yang seperti itu pejabat kita ini lagi-lagi merong-rong rakyat dengan rencananya
yang sangat kontrofersial. Yaitu suatu rencana pembangunan gedung yang begitu
nyaman untuk bersantai dan bertidur ria. Luar biasa. Layakkah anggota dewan
kita yang terhormat ini mendapatkannya?
Bagaiman
Dewan kita yang terhormat ini mampu menjadi wakil rakyat dan menampu menampung
setiap anspirasi masyarakat, jika mereka saja cenderung memisahkan diri dari
rakyatnya. Bagaimana mereka mampu mewakili rakyat yang sebagian besar hidup
dalam kemiskinan dan berbicara tentang rakyatnya jika mereka saja tidak pernah merasakan
susahnya hidup dibawah kemiskinan. Harusnya DPR harus merepresentasikan rakyat
yang di wakilinya. Karena DPR yang sesungguhnya adalah Dewan Pelayan Rakyat.
Lalu sampai kapankah rakyat harus menunggu agar Pejabat kita ini tahu fungsinya
dalam suatu Negara?
Bahkan
jika ditanyakan pada sebagian besar rakyat Indonesia “apa saja yang dikerjakan
DPR dan apa yang telah dihasilkan?” maka jawaban sebagian besar rakyat tersebut
adalah tidak ada. Kecuali “menyusahkan”. Dengan kualitas kerja yang sepserti
itu DPR belum sadar bahwa keputusan-keputusan dan ulah yang dilakukannya
hanyalah menjadi sebuah benalu pada masyarakat. Masyarakat yang tak berdosa
bahkan menjadi korban ini harus menanggung kebusukan ulah DPR di mata dunia.
Yaitu dengan nama Indonesia.
DPR
harusnya memperoleh gaji layaknya masyarakat kebanyakan di Negara kita, yaitu
Upah Standar Minimum. Dan bangunanya terbuat dari bambu dan beralskan tikar
sederhana. Agar mereka tahu bagaimana perasaan rakyat kebenyakan. Selain itu
jika DPR mendapatkan gaji kecil dan tanpa fasilitas mewah apapun maka
orang-orangyag berada dalam DPR tersebut adalah orang-orang yang benar-benar
berjuang untuk rakyat. Bukjan hanya mengejar gajidan kenyamanan saja.
Sebenarnya
tanpa diminta atau dianggarkan dalam APBN, masyarakat akan membangunkan sendiri
suatu tempat yang mewah dan megah bagi pejabat kita ini jika saja kinerja
mereka memang telah dirasakan dan memuaskan rakyatnya. Tidak perlu merengek
seperti anak kecil yang menangis meminta permen. Anehnya lagi Perwakilan Rakyat
yang satu ini tetap saja ngotot untuk membangun gedungnya. Adahal rakyat tidak
menyetujuinya. Lalu apakah ini layak disebut wakil rayat, ketika rakyat sendiri
tidak menyetujuinya? Ini hanya akan membebani rakyat dan akan menurunkan citra
DPR serta menurunkan kepercayaan rakyat terhadap aggota DPR itu sendiri.
Masyarakat
sudah gelisah dengan berbagi kinerja DPR yang mengecewakan. Bahkan jika hal ini
terus berlanjut dan DPR tidak segera menyadari setiap kesalahannya maka tidak
menutup kemungkinan masyarakat dapat menganggap bahwa DPR tidak diperlukan lagi
dalam system pemerintahan. Tentu saja hal ini harus segera diperbaiki. Seluruh
anggota DPR layaknya harus di cuci otak agar meluruskan tujuan utamanya, yaitu memperjuangkan
rakyat dan membuat peraturan dan keputusan yang membela rakyat pada umumnya.
Karena selama ini banyak penduduk miskin dari masyarakat kita sedang menunggu
kinerja DPR yang konkrit untuknya, dan harusnya ini adalah saat dimana DPR
harus unjuk gigi dengan pejuangannya untuk rakyatnya. DPR pun harusnya dapat
unjuk gigi dengan mempublikasikan setiap program dan kinerjanya untuk
masyarakat. Jangan hanya memikirkan kemewahan dan kesenagan sesaat. Namun
justru itu yang diperjuangkan DPR, Kegagalan demi kegagalan.
Rakyat
sudah lelah menjadi tumpuhan dari benalu DPR. Rakyat telah kenyang dengan
bebagai tipuan-tipuan klasik saat kampanye. Rakyat telah bosan melihat ulah DPR
yang setiap hari semakin kekanak-kanakan yang berubut sepotong roti kekuasaan
di pemerintahan. DPR hanya sebagai kursi lompatan untuk para penguasa. DPR
hanya sebagai ajang unjuk perbolehan bagi partai-partai pemenang. Dan DPR hanya
sebagai alat untuk para pengusaha serakah.
Lalu
kapankah DPR ini benar-benar menjadi wakil rakyat. jika doktrin sebelumnya
bukan ditujukan untuk kemakmuran rakyat? lalu sampai kapankah rakyat harus
menunggu hingga anggota DPR ini menyadari kesalahanya? Dan sejauh manakah DPR
kita initelah bekerja untuk rakyat? dan sampai kapankah DPR dapat terus
bertahan jika hal seperti ini terus terjadi? Lalu sampai kapankah DPR menutup
mata dan hatinya atas penderitaan rakyat yang diwakilinya? Suatu jawaban yang
harus di jawab DPR dan menjadi suatu jawaban yang ditunggu-tunggu oleh rakyat
keseluruhan. Namun kalau tidak, adakah cara terbaik selain Cuci Otak untuk DPR
kita yang tercinta ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar