deskripsi

Selamat Datang di Coretanku. Blog berisi coretan-coretan dari opini penulis yang dimaksudkan bukan untuk mendekte ataupun mendoktrin para pembaca, blog ini hanya bertujuan sebagai sarana rekreasi pemikiran opini penulis. Selamat menikmati, dan sampai berkunjung lagi

Senin, 23 Mei 2011

dengkingan anak jalanan

Bumi kecoklatan adalah ibuku, yang setia menimang dan memangkuku dikala lelap melumpuhkanku. Trotoar adalah ayahku, yang setia memberiku makan walau hanya sesuapan. ribuan orang menghujahku dengan ribuan makian dan ribuan orang lainnya memandangku dengan penuh kecurigaan, apakah karena aku adalah anak jalanan yang hidup dengan kekurangan dan tumbuh bersama kucing-kucing liar? Apakah badan yang dekil dan sepotong baju kumal ini adalah ukuran dari kesucian, lalu apakah ada jaminan bahwa kalian lebih suci dari kami? Bukankah Tuhan tak memandang manusia darimana ia tumbuh dan dibesarkan? Dasi panjang bukanlah jaminan kesucian kawan, dan bintang di bahu bukanlah ukuran kemuliaan. Lalu tidak pantaskah kebaikan menempel pada hati yang di bungkus tubuh kumal ini, hingga kalian menghakimi kami dengan setiap kehinaan.
heey para pemimpin dunia, hey para pemilik dunia. Tidakkah kalin izinkan si anak jalanan ini memiliki tempat sepetak saja di duniamu? Tidakkah kalian izinkan kami mencari sesuap nasi dan setetes air di duniamu? Tidak adakah tempat untuk kami hey manusia yang menanggap dirinya suci? Apakah di duniamu tak pernah diajarkan berbagi? Apakah di duniamu hanya ada orang-orang yang wangi?
tak apalah kawan. Jika kalian tak mengizinkan kami makan dari bumimu, langit kan meneteskan ribuan butir air untukku. Walau tak ku dapat senyum manis dari bibirmu, bulan kan tersenyum manis untukku, jika kalian tak ingin memandangku, bintang masih dengan senang hati berkedip kepadaku, Jika kalian memiliki dunia, ingatlah kami memiliki semesta.
wahai Tuhan yang penuh kemuliaan, lihatlah tingkah para manusia yang mengaku dirinya hebat. memang Aku adalah anak jalanan, dan anak jalanan adalah anak yang merdeka, yang tak suka dengan berbagai aturan bahkan tak suka diatur oleh pikiranku sendiri, yaitu cita-cita. Aku adalah anak jalanan yang memikirkan waktu sekarang bukan masa depan dan keserakahan. Detik yang ku injak kini hanya perjuangan saat ini. kami bukan politisi yang mencari kursi tertinggi, kami bukan orang kaya yang merongrong uang Negara, kami juga bukan pejabat yang suka mempermainkan hati rakyat. kami hanya mencari sesuap nasi untuk hidup hari ini, bukan besok atau kemarin kawan, karena kami tak memiliki penyesalan ataupun keserakahan. kami patuhi takdir Tuhan. Apakah manusia harus menjadi tawanan untk dapatkan suatu kehormatan???

Kamis, 19 Mei 2011

IBU

Ibu….. sebenarnya aku tak tau harus mendefinisi kata tersebut dengan definisi apa. Kata ‘IBU’ sungguh kata yang apabila disebut langit akan bergetar dan bumi akan menggigil, sungai akan meluap dan angin akan menggila, matahari akan sembunyi dan bulan akan menundukan diri. Itulah definisi yang mampu aku jawab apabila harus menjawab dengan majas-majas ciptaan manusia, tapi akankah metafora dan hiperbola tersebut sudah mewakili definisi ‘ibu’? saya kira belum sama sekali. Hai anak manusia… jika Tuhan itu ada dua.. maka yang kedua itu pastilah ‘ibu’.
adakah manusia yang mampu menyayangimu melebihi ibumu? Ibu adalah manusia yang tersucikan dengan sendirinya. Ibu adalah manusia yang tak pernah lelah memikul dosa demi anak-anaknya. Ibu adalah tameng terdepan yang akan membunuh setiap umat yang membahayakan anaknya. Lalu masih adakah manusia yang mengasihimu melebihi kasihnya kepadamu? Ibu…. Dialah orang pertama yang akan menjatuhkan air matanya ketika anaknya bersedih. Dialah orang pertama yang akan merasa sakit apabila anaknya terluka. Dan dia pulalah orang pertama yang akan merasa senang apabila anaknya bahagia. Ibu adalah orang pertama yang rela menyerahkan harta, raga dan jiwanya kepada anak-anaknya. Dialah kunci surga bagi yang percaya dengan Tuhan-nya. Bila ibu tersenyum, Surga pun akan membukakan pintunya. Jika ibu berdoa, penghuni langitpun tak kan mampu menolaknya.
harus dengan apakah mengukur kasih sayang seorang ibu wahai kawanku? Apakah sedalam samudra, setinggi lazuardi dan seluas semesta sudah cukup untuk menggambarkannya? Atau itu hanya setetes kasih sayang dari lautan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya?ibu… Ibu tetap menjadi pembantu meski ia seoarang Maha Ratu. Ibu tetap memberi walaupun tak pernah kembali.
lbu adalah wakil Tuhan yang nyata, mungkinkah ibu sebenarnya malaikat? Karena semua kebaikan dan kasih sayangnya? Ataukah ibu adalah iblis suci? Karena penuh dosa demi mensucikan anaknya? Atau hanya manusia utama yang diwariskan kepada tiap-tiap insan yang telah diciptakan? Apapun ia aku tak peduli. Karena ia tetap suci diantara dosa-dosanya. Karena air susunyalah daging kita terbentuk, karena kasihnyalah tulang kita tumbuh, dan karena rasa sayangnyalah jiwa kita tercipta. Dia menghargai anaknya melibihi raja, dia memuji anaknya melebihi surga, dan ia menanjung anaknya melebihi Dewa-nya. Ibu mengasihi anaknya lebih dari raganya dan mencintai anaknya melebihi nyawanya. Lalu apa yang mampu kita berikan kepada ibu? Berfikirlah manusia……!!!